…”Begitu pula dengan ibadah. Mungkin dulu diantara kita ada yang solatnya bolong bolong, lalai dengan waktu, inilah saatnya berubah, hijrah menuju kebaikan. Insya Allah kekurangan di masa lalu tertutupi dengan kebaikan sekarang”…
Tidak ada manusia yang sempurna, kecuali Nabi Muhammad SAW. Tetapi manusia, tanpa harus mengejar kesempurnaan itu, harus punya strategi memanfaatkan kelebihan dan menutupi kekurangan. Seperti kata Imam Syafii, jika engkau punya aib, punya kekurangan, tutupilah dengan kedermawanan.
Kita semua pasti punya pengalaman dalam pergaulan, ada teman yang nggak pintar, tampangnya pas2an, tetapi baik hati, suka menolong, dan suka memberi. Kita akan selalu punya ingatan yang mennyenangkan dengannya. Pokoknya jadilah manusia yang tidak menyusahkan orang lain. Seperti kata Nabi, ada org yg ibadahnya biasa saja, tapi suka memudahkan urusan, maka Allah juga akan memudahkan urusannya.
Disebutkan manusia yang berakhlaq mulia, bisa menyamai derajat orang yg suka qiyamul lail, serta solat dan puasa sunnah. Demikianlah pentingnya memiliki akhlaq dan perilaku baik itu. Jangan diartikan, saya sudah berbuat baik, jadi boleh dong tidak usah punya amalan yang baik. Tentu tidak.
Nah, di bulan Ramadan kita semua diberi kesempatan untuk menjalankan puasa, solat sunnah, qiyamul lail, bersedekah, serta berbuat baik. Jadi amalan dan akhlaq bisa dijalankan bersamaan. Maka mari kita manfaatkan bulan mulia ini utk menabung sisi kebaikan sekaligus menutupi kekurangan di 11 bulan yang lain.
Ada sebuah syair, jika tidak bisa memberikan penyambutan yang baik, berikan perpisahan yg mengesankan. Contohnya, ada sahabat kita dari luar kota mau datang ke Jakarta. Kita janjikan menjemput di bandara, lalu membawanya berjalan-jallan. Ternyata kesibukan membuat kita tak bisa memenuhi janji. Sudang barang tentu sahabat kita kecewa. Tetapi menjelang dia pulang, kita bisa menemuinya, mengajaknya makan di restoran mahal, membelikannya oleh2. Pasti dia akan lupa dengan penyambutan yang kurang baik di awal tadi.
Begitu pula dengan ibadah. Mungkin dulu diantara kita ada yang solatnya bolong bolong, lalai dengan waktu, inilah saatnya berubah, hijrah menuju kebaikan. Insya Allah kekurangan di masa lalu tertutupi dengan kebaikan sekarang.
Ada yang di masa lalu luput menyenangkan orangtua. Mungkin saat itu masih nakal, ekonomi belum memadai, lalu ingin membalas. Tapi ada yang orangtuanya sudah tiada. Kita tetap bisa berbakti, dengan cara mendoakan, meminta ampun kepada Allah atas dosa orang tua, lalu meneruskan kebiasaan baiknya, melanjutkan wasiatnya, serta menyambung silaturrahmi yang dibangun orang tua.
Semoga kebiasaan baik di bulan Ramadan, akan berlanjut di 11 bulan2 yang lain.
Disclaimer:
Disarikan dari ceramah Ustaz SYAHRONI MARDANI, yang disampaikan di Mesjid Bimantara 12 April 2022/ 10 Ramadan. Isi tulisan merupakan pemahaman penulis.
PEREMPUAN jelita itu berdiri dari bangku kafe di pinggir kanal. Melihat gaya serta tas kulit…
Begitu memasuki hotel, aku disambut receptie yang ramah menyapa. Mungkin kata ini yang diserap menjadi resepsi…
Tergopoh Sukanta bergerak dari kursi, begitu mendengar suara sepatu di seret. Malang, karena ia awalnya…
Dari segelintir unggahannya, Bima rajin menggunakan kata-kata bombastis. Gubernur dajjal, megawati janda, soekarno mampus, orang…
Melakukan tindakan preventif yang bisa membuat pihak lain terhindar dari kecelakaan, adalah perbuatan baik. Seperti…
This website uses cookies.