Kemajuan zaman membuat dunia ada dalam genggaman. Sebut apa yang tidak ada dalam sebuah gadget bernama smartphone. Baca berita bisa, kamera ada, nonton tipi hayu, jadi sumber berita juga bisa. Telepon tak lagi sekedar berbicara jarak jauh.
Keberadaan di serba bisa itu tentu mengancam eksistensi media mainstream. Sosial media lebih cepat, lebih mudah, dan terjangkau. Apalagi sosmed tak seperti media mainstream yang punya kewajiban verifikasi.
Lantas, apakah media mainstream harus berkompetisi dengan sosieal media? Tentu saja tidak akan bisa. Kolaborasi. Itu kuncinya, peningkatan literasi publik agar menggunakan sosial media untuk hal-hal maslahat dan bermanfaat, akan meningkatkan kualitas demokrasi.
Jika Saya berbicara dari sudut pandang praktisi media, maka Roy Suryo bicara dengan perspektif pemanfaatan internet dan segara perangkat canggihnya. Sementara, Wakil Ketua Komisi I, Bambang Kristiono selain membahas manfaat internet mensosialisasikan kinerja wakil rakyat juga bicara tentang aturan dan tatakelola.