..”Semua umatku akan masuk sorga kecuali yang gak mau..”
Untuk mengisi zaman, umat islam harus cerdas dan pandai. Untuk menjadi mukmin yang cerdas, harus beriman dan bertaqwa. Ketika ditanya siapakah mukmin yang cerdas itu, Rasulullah menjawab, ‘Orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya, mereka itulah orang yang cerdas, mereka pergi dengan membawa kemuliaan dunia dan kehormatan akhirat’
Salah satu caranya beriman kepada Allah. Percaya kepada Allah dengan segala penciptaanNYA. Allah mengingatkan manusia lewat turunnya Al Quran, kitab yang berisi panduan kehidupan, mulai dari kenapa kita hidup, untuk apa kita hidup, hingga bagaimana mengisi dan menjadikan kehidupan itu baik. Dan Al Quran sebagai pedoman itu turun di bulan Ramadan.
Al Quran itu guidance. Jadi jangan pernah meragukannya. Sama seperti ketika membeli sebuah barang, yang dilengkapi manual cara menghidupkan. Ikuti saja. Karena jika arahan pada manual diperdebatkan, maka kesempatan menghidupkan barang tersebut tidak akan segera tercapai.
Jika kita melihat http://corpus.quran.com, terlihat jelas semua ayat dan kata dalam Quran memiliki makna. Seluruhnya efektif dan berguna. Jika hidup mengacu pada Quran, menjadikannya sebagai pedoman, maka kehidupan, perkataan dan perbuatan tiada ada yang sia-sia. Di zaman Rasul tidak ada hoaks, karena Rasul bersabda, hendaklah kamu berkata yang baik, atau diam.
Hidup di dunia dengan aturan Allah seperti layaknya kehidupan di perusahaan dan negara. Ada aturan perusahaan, ada konstitusi yang mengatur. Tujuan dari aturan tersebut agar orang-orang yang dinaungi patuh. Tidak ada perusahaan yang menolerir orang yang melanggar aturan perusahaan. Patuh itulah akar dari taqwa. Menjalankan ibadah tujuannya meningkatkan ketaqwaan. Kasih sayang Allah ada di antara waktu solat wajib, di antara jumat ke jumat, dan di antara Ramadan ke Ramadan. Di semua waktu tersebut, Allah membukakan pintu maaf. Maka manfaatkanlah Ramadan sebagai bulan ibadah, untuk menjadi manusia yang baik.
Pada dasarnya pencipataan manusia dari zaman ke zaman sama. Allah menciptakan dengan segala kebaikan. Tetapi karakter dan perilaku berbeda-beda, karena ada nafsu. Mulai dari nafsu makan, biologis, hingga syahwat kekuasaan. Kita tau ada Namruz dan Firaun yang memberontak kepada Sang Pencipta karena nafsu. Jadi, kuncinya ada pada pengendalian diri dan sabar. Puasa adalah salah satu cara terbaik untuk mengendalikan diri.
Ramadan menyediakan banyak sarana dan wahana ibadah, sepanjang siang hingga malam. Sepuluh hari terakhir mari manfaatkan dengan memperbanyak zikir, tilawah dan sedekah. Allah menjanjikan malam Lailatul Qadar di bulan Ramadan yang dipercaya akan datang di 10 malam terakhir. Al qadr itu bermakna takdir. Yang artinya penghargaan. Penghargaan dari apa yang kita perbuat. Apakah mereka yang ahli ibadah otomatis dapat Al Qadr? Atau apakah mereka yang tidak i’tiqaf pasti tidak memperoleh Lailatul Qadr? Belum tentu, semua tergantung kepada Allah. Tetapi dengan memburunya, berdoa untuk mendapatkannya maka lebih mudah untuk memperolehnya.
Dengan memperbanyak ibadah maka kita akan semakin bertakwa. Ketaqwaan dan kepasrahan kepada Allah akan menghilangkan ketakutan, kepanikan, kesedihan. Karena kita yakin dan percaya, semua kehidupan dibersamai oleh Allah.
Suatu ketika, Nabi lama tidak mendapat wahyu. Kaum munafikin mengejeknya, Muhammad sudah ditinggalkan, sudah tidak dianggap. Di saat Rasul merasa sedih turunlah surat Ad Dhuha: ma wadda’aka rabbuka wamaa qalaa, Allah tak akan meninggalkan hanbaNYA. Surat inilah yang membuat Profesor Jeffrey Lang, matematikawan Amerika memeluk Islam, karena merasa semua persoalan kehidupan ada jawabnya di Al Quran.
Semoga kita semua dapat malam Lailatul Qodar. Kata Baginda Nabi, kalian semua akan masuk sorga kecuali yang gak mau. Siapa gerangan kelompok yang tidak mau tersebut, mereka yang tidak taat kepada Allah dan RasulNYA.
Insya Allah kita mati dengan berada di jalan Allah.
Disclaimer:
Disarikan dari ceramah DR Amang Syafruddin di mesjid Bimantara 21 April 2022/ 20 Ramadan. Tulisan berdasarkan pemahaman penulis.
PEREMPUAN jelita itu berdiri dari bangku kafe di pinggir kanal. Melihat gaya serta tas kulit…
Begitu memasuki hotel, aku disambut receptie yang ramah menyapa. Mungkin kata ini yang diserap menjadi resepsi…
Tergopoh Sukanta bergerak dari kursi, begitu mendengar suara sepatu di seret. Malang, karena ia awalnya…
Dari segelintir unggahannya, Bima rajin menggunakan kata-kata bombastis. Gubernur dajjal, megawati janda, soekarno mampus, orang…
Melakukan tindakan preventif yang bisa membuat pihak lain terhindar dari kecelakaan, adalah perbuatan baik. Seperti…
This website uses cookies.