Uap basah meruap cepat begitu pintu lemari terbuka. Lemari buku bagian itu memang sudah lama tak dibuka. Mungkin buku-buku itu butuh bernafas. Lelah dengan suasana pengap. Tapi di bagian pojok ada bolongan kecil menghitam. Aih rayap sudah naik ke lantai 2, pikirku. Ohooo ternyata itu bekas tetesan air. Rembes dari genteng, mengendap lama di papan, lalu menembus.
Bahaya, jangan-jangan buku kena. Benar saja, beberapa buku sudah menempel satu sama lain. Bau tengik makin tajam. Rencana awal hanya melap kaca berubah total jadi bongkar paripurna.
Untung lagi banyak waktu. Selama 9 hari harus isolasi mandiri akibat serangan kedua covid-19. Gejalanya dibanding serangan pertama Agustus 2020, beda jauh sekali (baca: https://latiefsiregar.com/index.php/2020/09/02/ketika-covid-akhirnya-sampai/). Ada demam ringan, greges merasa tidak fit 100 persen. Tapi tetap saja harus isolasi, supaya tidak menulari. “Udah kayak nakes, erat sama virus,” goda istriku.
Meski nyaris tanpa gejala dan efek kesakitan, aku patuh aturan agar tidak menjadi sumber penularan. Hari ke-5 ada rasa deg2an, mengingat terpapar sebelumnya sempat membaik lalu berbalik menjadi sangat parah. Was-was tapi tidak panik, dan tetap optimis agar cepat sembuh. Hati dan pikiran harus bahagia. Anggap saja istirahat, bisa membaca dan berkebun.
Benar banget, selama break tersebut 2 novel berisi 3 ratusan halaman, tuntas. Cukup lama buku-buku itu hanya sumber pencitraan, biar terlihat cerdas ketika berpose di sosial media. Atau ajang pameran kepada teman yang datang numpang ngumbe.
Jujurly –kata anak jaksel– bagiku gadget mengurangi jam membaca. Banyak yang bilang, semua ada di gadget. Aku tak bisa, aku generasi kolonial makanya tetap langganan koran dan membeli buku.
Tapi mosok harus kena covid dulu baru kembali sempat bertekun membaca. Satu dua tahun kemuka, aku segera pensiun. Mudah2an jadi banyak waktu buat berkebun. Lho?
PEREMPUAN jelita itu berdiri dari bangku kafe di pinggir kanal. Melihat gaya serta tas kulit…
Begitu memasuki hotel, aku disambut receptie yang ramah menyapa. Mungkin kata ini yang diserap menjadi resepsi…
Tergopoh Sukanta bergerak dari kursi, begitu mendengar suara sepatu di seret. Malang, karena ia awalnya…
Dari segelintir unggahannya, Bima rajin menggunakan kata-kata bombastis. Gubernur dajjal, megawati janda, soekarno mampus, orang…
Melakukan tindakan preventif yang bisa membuat pihak lain terhindar dari kecelakaan, adalah perbuatan baik. Seperti…
This website uses cookies.