Beranda » Jangan Semua Ikuti Nabi
AKSARA

Jangan Semua Ikuti Nabi

Menjadi pengikut Nabi tidak semua harus copas. Ada banyak kegiatan Nabi yang dipengaruhi budaya Arab, yang juga dilakukan oleh Bani Israil. Hal itu mencakup kegiatan yang tidak termasuk syariah.

Laqod kana lakum fi rasulillahi uswatun hasanah merupakan penggalan dari surat Al Ahzab: 21, yang artinya: “Sesungguhnya telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu”.

Bagi umat Islam tidak ada keraguan, Baginda Rasul Muhammad SAW adalah makhluk terbaik, yang seluruh gerak gerik dan kebiasaannya menjadi suri teladan. Bagi yang hidup di tanah Arab di abad VI, bisa bergaul dengan Nabi. Para sahabat tidak sulit meniru apa yang dilakukan nabi, karena melihat kehidupan nabi secara langsung. Bagaimana Rasul solat, berhaji semua ikuti saja cara Nabi.

Bagaimana menjadi pengikut Nabi di masa sekarang, yang berjarak 8 abad. Banyak yang berusaha mengikuti cara-cara Nabi, dengan membaca sirah nabawiyah, juga mengecek hadits. Tantangannya apakah jarak hampir seribu tahun tersebut semua bisa ditiru?

Baca juga:   Advokat juga Manusia

Ketika Nabi menjadi imam di mesjid Nabawi, mesjid megah di Madinah itu belum berlantai. Masih pasir dengan dinding pelepah kurma. Untuk menghindari najis, Nabi solat menggunakan sepatu atau sandal. Dalam kondisi saat ini, dimana Nabawi berlantai marmer mewah dan karpet tebal, apakah boleh solat pakai sepatu?

Jika mengacu pada sabda nabi, “Solatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku solat,” (HR. Bukhari), apakah solat dengan nyeker berarti tidak sah?
Cerita nabawi masih lantai pasir pakai sepatu. Sekarang karpet tebal. Padahal nabi bilang solat seperti aku. Jika ikuti sunah maka solat saat ini tidak sah.

Nabi berbuka dengan kurma, nabi berzakat dengan kurma. Kenapa, karena kurma adalah makanan pokok di zaman Nabi. Di Indonesia ulama mengambil jalan dengan mengkonversi menjadi beras, sebab beras adalah makanan pokok disini.

Menjadi pengikut Nabi tidak semua harus copas. Ada banyak kegiatan Nabi yang dipengaruhi budaya Arab, yang juga dilakukan oleh Bani Israil. Hal itu mencakup kegiatan yang tidak termasuk syariah.

Baca juga:   Doa Musa Hancurkan Firaun

Al Quran memberi ketentuan universal, global. Manual teknis pelaksanaan diberikan Nabi lewat hadits, dan contoh secara langsung bagi sahabat yang hidup bersama Nabi. Karena banyak hal yang dilakukan Nabi terkait konteks zaman, maka agar tetap kekinian dan sesuai dengan semua budaya, ada ilmu fiqih.

Salah satu patokan usul fiqih adalah surat ratusan halaman yang ditulis Imam Syafii menjawab pertanyaan Gubernur Asia Tengah, Abdurrahman al-Mahdi.  Ini menjawab keraguan hal-hal yang tidak dijawab secara detail dalam Quran dan Hadits.

Ada banyak hadits yang justru bikin bingung jika di-copas secara utuh. Nabi bersabda siapa yang membangun pagar di atas tanah, maka tanah itu otomatis menjadi miliknya.  Bayangkan jika hal seperti ini dipraktekkan saat ini, pasti terjadi konflik pertanahan yang mematikan. Konteks hadits itu keluar, agar umat memanfaatkan tanah “mati” untuk membuatnya menjadi produktif. Karena saat itu banyak tanah yang tidak ada pemiliknya,  hal itu bisa dilakukan.  Belakangan di zaman khalifah saja, sudah ada ketentuan  tanah negara, yang penguasaannya harus seizin imam, pemimpin.

Baca juga:   Bima Dibela Bima Dicela

Nabi pernah berkeinginan membakar pemilik rumah yang tidak solat jamaah.  Ini menunjukkan Nabi tidak suka kepada orang yang malas solat berjamaah. Sampai hari ini tidak ditemukan data ada rumah yang dibakar karena tidak berjamaah tersebut. Inilah bahasa hiperbolik yang menjadi ciri khas perbincangan budaya Arab.

Kalimat-kalimat hiperbola seperti ini banyak dalam hadits Nabi. Untuk menyesuaikan dengan zaman, harus dibedah dengan kaidah ilmu fiqih. Karena perkembangan zaman dengan segala masalahnya, para ulama rutin bertemu untuk melaksanakan ijtima menghadirkan konsensus penyelesaian masalah keummatan.

**
Disclaimer:

Disarikan dari ceramah Ustaz Ahmad Syarwat (pengasuh rumahfiqih.com) yang disampaikan dalam Kajian Zuhur Ramadan mesjid Bimantara, 4 April 2023/ 13 Ramadan 1444. Isi tulisan hasil pemahaman penulis.

 

TUKANG KOMBUR ON YOUTUBE

November 2024
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930