Beranda » Jamila di Negeri Berhala
TRAVELOGUE

Jamila di Negeri Berhala

Keluar dari Bandara Dulles,Washington disebuah pagi yang berangin. Pemandangan langsung diwarnai patung menjulang. Benarlah, seperti kata situs tur yang aku jajal waktu masih di Honolulu: Washington itu negeri seribu berhala, tur dari memorial ke memorial.

Untunglah Jamila, pemandu tur kami jelita. Sehingga disaat kebosanan mengunjungi gedung-gedung tua melanda, memandangi wajahnya mengurangi penat sesaat.

Cemile, begitu gadis Turki yang belajar di George Town University itu memperkenalkan diri. Ia spesialis tur sejarah, memperkenalkan proses demokrasi Amerika. Sejarah Amerika yang amis darah hingga kini. Mereka punya memorial perang kuno hingga modern. Mulai dari PD I hingga Vietnam. Kapan mendirikan Iraq dan Afghan Memorial, Jamila. Ia hanya tersenyum dengan wajah bersaput merah dihantam matahari.

Baca juga:   Berlayar ke Lembah Ilmu

Jamila lalu menunjuk Gedung Putih yang tampak jelas dari patung Abraham Lincoln. Katanya: “Lincoln ingin tetap mengawasi jalannya pemerintahan”. Ah Jamila, bisa aja kau ah. Sebelumnya, ia menceritakan, bahwa diawal Presiden ada di gedung yang sama dengan Senator dan Congress Man. Sama-sama di Capitol Hill. Lalu ada kesadaran, bahwa itu bisa menimbulkan perselingkuhan. Dicarilah lokasi baru, tetapi harus secara kontur lebih rendah dari Capitol Hill. Jadilah Gedung Putih, ada “dibawah”.

Baca juga:   Kembali ke Alam

Masih banyak “dongeng” yang lain. Kami dibawa ngadem ke Hotel Willard. Kalau sedang suntuk, Presiden AS suka berjalan kaki kesitu untuk minum anggur. Nah, para petualang politik yang ingin bertemu, biasa menunggu di lobby hotel. Dari situlah istilah “lobby” bermula.

Dongeng sejenis juga ada disini. Misal, kisah dari mulut ke mulut bahwa emas di puncak Monas berbentuk tubuh perempuan jika dipandang dari jendela istana. Tangkuban Perahu adalah perahu Sangkuriang yang terbalik. Kita gagal menjual saja agaknya. Patung Jenderal Sudirman saja tenar setelah jadi bagian film Nagabonar. Bedanya lagi, untuk dekat ke patung itu repot banget ya. Tidak ada plaza tempat orang santai membunuh petang. Mungkin lebih beruntung membangun plaza lain? Entahlah.

Baca juga:   Ke York ya, bukan ke Yogya

TUKANG KOMBUR ON YOUTUBE

November 2024
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930