Buat apa ke pasir penajam
Pembangunan IKN masih lama
Buat apa sebentar sebentar menengok jam
Waktu magrib masih lama
Pantun menjadi sapaan khas Ustaz Tifatul Sembiring, Menkominfo 2009-2014, saat mengisi Kajian Zuhur Ramadan di Mesjid Bimantara. Tifatul mengambil tema “Bahaya Hoaks dan Pembunuhan di masa sahabat”.
Hoaks atau berita palsu disebutkan Allah pada surat Al–Hujurat Ayat 6: Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.
Betapa bahayanya hoaks, apalagi di masa modern hanya dengan jari bisa menyebarkan berita bohong seluas-luasnya. Padahal Allah sudah mengingatkan, Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; tangan mereka akan berkata kepada Kami dan kaki mereka akan memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan. (Yasin:65)
Kabar dusta atau hoaks menjadi dosa besar ketiga, setelah mensekutukan Allah, dan durhaka kepada orang tua. Dalam shirah nabawiyah disebutkan,
3 dari 4 Khulafaur Rasyidin terbunuh gara-gara hoaks.
Khalifah ke-2, Umar bin Khattab wafat setelah ditikam seorang umat majusi penyembah api, Fairus alias Abu Lukluk, saat menjadi imam solat subuh di mesjid Nabawi. Abu Lukluk adalah seorang tawanan perang yang kecewa berat Kekaisaran Persia yang hebat takluk oleh umat Islam.
Karena keahliannya sebagai pandai besi, Fairus boleh memasuki Madinah meski tidak bersyahadat. Meski diampuni, dendam Fairus terus berkobar. Ia semakin marah karena Pemimpin perang Persia, Humurzan yang sama-sama ingin balas dendam, justru berbalik menganut Islam karena tidak mau dihukum.
Suatu kali, Abu Lukluk merasa sikap Umar tidak adil. Ia lalu mengadu, tetapi putusan Umarn dianggapnya semakin tidak adil. Maklumlah, hatinya sudah sangat marah sehingga apapun kebaikan yang dilakukan Khalifah Umar selalu salah. Bermacam kabar dusta yang ia terima bisa membuat hatinya semakin panas, hingga akhirnya nekat membunuh.
Pengganti Umar , Usman bin Affan juga wafat karena plot cerita hoaks yang lebih kompleks. Usman dibunuh Abdullah bin Saba, seorang Yahudi Yaman yang masuk Islam. Menurut cerita, Saba seorang penghasut, yang bepergian kemana-mana membangun cerita keburukan Usman. Mulai dari hal serius, tentang nepotisme pemilihan penguasa yang kebanyakan dari trah Bani Umaiyah, hingga cerita hidup mewah Usman yang sekali makan kambing satu ekor.
Saba pergi ke Mesir dan membangun komunitas Sabaiyah. Cerita kehidupan di pusat kerajaan yang diciptakan Saba berhasil memprovokasi 120 warga, yang kemudian datang ke Madinah memprotes Usman. Kafilah yang marah ini berbalik ramah setelah melihat dan bertemu Usman secara langsung.
Saba kecewa, provokasinya gagal. Ia pun membuat cerita bohong. Ia menemui Marwan, kepercayaan Usman dengan melempar isu kaum Sabaiyah tadi ingin memberontak. Makanya mereka bawa senjata dan berwajah beringas. Marwan yang termakan isu menyurati Gubernur Mesir, Amar bin Ash, agar mengeksekusi 120 orang tersebut.
Di tengah jalan, rombongan didahului kurir berkuda yang berlari cepat. Karena curiga, mereka menggeledah si kurir, dan menemukan surat. Merasa dikhianati karena pertemuan berjalan baik, mereka marah dan berbalik ke Madinah. Mereka lalu membunuh Usman yang tengah membaca Al Quran.
Ali bin Abi Thalib naik menjadi khalifah di tengah konflik. Keluarga dan pengikut Usman menginginkan qishas atas kematian Usman. Tetapi Ali melihat potensi pertempuran besar, karena pemberontak Sabaiyah memiliki kabilah besar.
Istri Nabi, Aisyah ikut kelompok yang menginginkan menantunya segera melakukan qishas. Hubungan Ali dan Aisyah memang tengah retak. Penyebabnya berita hoaks yang terjadi dalam perang Muraisi. Saat itu, Aisyah yang kehilangan kalung terpisah dari rombongan. Di jalan ia tertidur hingga diselamatkan seorang sahabat yang kemudian pulang bersama ke Madinah. Seorang munafik menyebarkan cerita bahwa keduanya berselingkuh. Nabi sendiri sempat termakan isu, sehingga hubungan mereka kurang mesra.
Menurut cerita, Aisyah merasa Ali ikut percaya, sehingga ia sangat marah. Hingga akhirnya memicu Perang Unta di Basrah Iraq. Singkat cerita perang saudara itu memicu pembunuhan Ali, yang dipicu hoaks perselingkuhan.
Betapa bahayanya hoaks, apalagi jika disebarkan oleh figur yang memiliki nama. Pada masa sahabat, penyebaran hanya mulut ke mulut, tetapi susah diverifikasi karena jarak dan waktu. Sedangkan saat ini, penyebaran cepat, tetapi verifikasi juga bisa dilakukan. Jika mendapat berita, lakukan cek dan ricek. Tahan jari agar melakukan saring sebelum sharing.
Dengarlah suara Chrisye ketika melantunkan lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata, yang ditulis sastrawan Taufik Ismail dengan menyitir surat Yasin ayat 65:
**
Disarikan dari ceramah Ustaz Tifatul Sembiring yang disampaikan dalam Kajian Zuhur Ramadan mesjid Bimantara, 30 Maret 2023/ 8 Ramadan 1444. Isi tulisan hasil pemahaman penulis.
PEREMPUAN jelita itu berdiri dari bangku kafe di pinggir kanal. Melihat gaya serta tas kulit…
Begitu memasuki hotel, aku disambut receptie yang ramah menyapa. Mungkin kata ini yang diserap menjadi resepsi…
Tergopoh Sukanta bergerak dari kursi, begitu mendengar suara sepatu di seret. Malang, karena ia awalnya…
Dari segelintir unggahannya, Bima rajin menggunakan kata-kata bombastis. Gubernur dajjal, megawati janda, soekarno mampus, orang…
Melakukan tindakan preventif yang bisa membuat pihak lain terhindar dari kecelakaan, adalah perbuatan baik. Seperti…
This website uses cookies.