Categories: SAPA

Apakah ini Ramadan Terakhir

..”Saking istimewanya Ramadan, maka kita harus bertanya, apakah ini Ramadan terakhirku?”…

Saat ini kita berada di tanggal 18 Ramadan. 2 hari lagi fase 10 hari ke-2 akan berakhir. Fase pertama penuh rahmat, fase sekarang terdapat ampunan, dan fase berikut ada pembebasan dari api neraka. Itulah keistimewaan Ramadan yang penuh dengan keutamaan dan berkah.

Itu sebab dalam sebuah hadits, Rasululullah bersabda, “Seandainya umat manusia mengetahui pahala ibadah di bulan Ramadan, maka niscaya mereka akan meminta Ramadan berlangsung sepanjang setahun.

Saking istimewanya Ramadan, maka kita harus bertanya, apakah ini Ramadan terakhirku? Suatu kali seorang sahabat bertanya kepada Rasul tentang ibadah dan solat macam apa yang terbaik.

Kata Rasul, jika kamu solat hendaknya solatmu kamu lakukan seperti solat terakhir. Solatlah dengan  serius, tulus, ikhlas karena Allah. Begitu pula dengan ibadah Ramadan. Maksimalkan shiyam, qiyam, dan sodaqoh.

Mengapa harus membayangkan sebagai Ramadan terakhir? Selain supaya melaksanakan secara serius, juga supaya sadar bahwa amalan kita masih kurang. Sadarilah bahwa banyak dosa dan salah yang kita lakukan yang belum tentu terbayar dengan meminta ampun dan banyak ibadah.

Ingatlah, ketika kita wafat kita akan diantar 3 hal: keluarga, harta, dan amal. Dua hal pertama, keluarga dan harta akan pulang ke rumah, lalu sedihnya berkurang dan perlahan hidup seperti sedia kala. Di alam barzah, kita akan berteman dengan amalan saja. Maka perbanyaklah amal kebaikan selama hidup di dunia.

Ada beberapa cara agar Ramadan dijalankan dengan baik dan mendapat keutamaan. Pertama, Muhasabah. Jadikan puasa sebagai saat yang pas untuk mengaku salah, mengakui dosa dan maksiat. Lalu, mintalah doa selamat. Umat-umat terbaik, sejak Rajab sudah berdoa agar diberi waktu bertemu dengan Ramadan. Itu menunjukkan bagaimana kecintaan kepada ramadan. Galau dan gelisah ingin segera berada di bulan penuh rahmah.

Yang ketiga, menghapus dosa. Ketika ditunjukkan timbangan dosa, Rasulullah prihatin, kenapa masih ada umatnya yang sehabis bulan Ramadan masih memiliki dosa. Hal ini disebabkan banyak yang tidak memanfaatkan bulan ampunan dengan istigfar, berdoa memohon ampun memanfaatkan sarana abolisi dan amnesti dari Allah.

Yang keempat, mempelajari Fiqih Ramadan. Hal ini perlu, memahami aturan dan ajaran supaya puasa tidak hanya menyisakan lapar dan dahaga. Ada banyak noktah kecil sumber dosa, yang tanpa disadari dilakukan berulang. Yaitu omongan yang tidak baik,  tidak penting, menyakiti. Saat ini di era sosmed, omongan bisa bermakna sebagai tulisan di medsos yang tidak penting, tidak baik, dan menyakiti lawan.   bicara. Berpuasalah dari segala macam kemungkaran, bukan hanya kelaparan saja.

Berikutnya, mengoptimalkan ibadah. Banyak yang bilang, tidur di bulan Ramadan saja sudah merupakan ibadah. Ini adalah hadits dusta. Jadi kurangi tidur, gunakan waktu untuk  beribadah. Membaca Al Quran di bulan Ramadan akan diganjar dengan pahala berlimpah. Ada 1 juta 270 ribu huruf dalam Al Quran. Jika kita bisa  khatam 1 kali saja, makan kita akan mendapat ganjaran pahala, jika 10 kali lipat saja, sudah 12 juta 700 ribu pahala.

Jadi, perbanyak tabungan dengan menghidupkan malam-malam terakhir dengan beragam ibadah. Kemudian hindari amalan yang sia-sia. Jangan foya-foya di penghujung Ramadan atau di awal Syawal. Mentang-mentang sebulan tak makan dengan bebas, langsung pesta pora. Begitu pula bulan Syawal, jangan menjadi ajang pesta pora, tetapi ajang sedekah. Lepas dari Ramadan, tidak serta merta mengurangi ibadah.

Mari anggap ini Ramadan terakhir, dengan mengisinya secara sungguh-sungguh. Mudah2an kita semua bertemu Rasul di SurgaNYA

Disclaimer:

Ceramah disampaikan KH Mahfud Mahfidz di Mesjid Bimantara, pada 20 April 2022. 18 Ramadan. Isi tulisan ini merupakan hasil pemahaman penulis.

Latief Siregar

Recent Posts

Menikmati Surga Pesepeda di Utrecht

PEREMPUAN jelita itu berdiri dari bangku kafe di pinggir kanal. Melihat gaya serta tas kulit…

3 bulan ago

ADA KORTING DEKAT BIOSKOP

Begitu memasuki hotel, aku disambut receptie yang ramah menyapa. Mungkin kata ini yang diserap menjadi resepsi…

3 bulan ago

Membunuh Mental Sukanta

Tergopoh Sukanta bergerak dari kursi, begitu mendengar suara sepatu di seret. Malang, karena ia awalnya…

2 tahun ago

Bima Dibela Bima Dicela

Dari segelintir unggahannya, Bima rajin menggunakan kata-kata bombastis. Gubernur dajjal, megawati janda, soekarno mampus, orang…

2 tahun ago

Bagaimana Mencipta Nama Baik

Melakukan tindakan preventif yang bisa membuat pihak lain terhindar dari kecelakaan, adalah perbuatan baik. Seperti…

2 tahun ago

This website uses cookies.