..”banyak yang takut ketinggalan, meskipun diberi ruang untuk tidak puasa, seperti sakit dan musafir, banyak yang tidak mau meninggalkan”…
Amalan di bulan Ramadan banyak yang tidak bersumber dari contoh2 di zaman Rasul. Tapi sudah menjadi budaya dan kebiasaan di masyarakat. Contohnya bermaaf2an menjelang Ramadan. Tidak ada yang salah dari meminta dan memberi maaf. Karena sebagai manusia pasti tidak lepas dari kesalahan. Yang kemudian tidak boleh, adalah mengerucut bahwa meminta maaf boleh ditunda2 menunggu kedatangan Ramadan saja.
Jika budaya yang dijalankan berlandaskan syariah, maka ritual di bulan Ramadan bisa saja tetap dijalankan. Termasuk kebiasaan ziarah jelang Ramadan. Jika mengacu pada zaman Rasul tentu tidak ada. Tetapi mengunjungi makam sebagai bagian dari pengingat kematian adalah hal yang baik. Yang tidak baik karena berkumpul di hari yang sama, terjadi kamacetan. Bukan tidak boleh, tapi dijadikan khusus sebagai hal penting jelang Ramadan tak ada landasannya
Ritual terkait puasanya sendiri, sudah pasti aman. Karena puasa itu wajib, maka semua berjalan dengan semestinya. Bahkan banyak yang takut ketinggalan, meskipun diberi ruang untuk tidak puasa, seperti sakit dan musafir, banyak yang tidak mau meninggalkan. Misalnya sakit yang bisa ditolerir, atau musafir tapi tidak sampai menyulitkan. Ini disebabkan pemahaman bahwa fadilah Ramadan sangat baik.
Begitu pula dengan ritual ibadah malam, mulai dari tarawih, witir, hingga tahajjud. Yang hanya ada di bulan Ramadan itu hanya tarawih. Witir dan tahajjud bisa dilakukan diluar Ramadan. Qiyamul lail ini jika dikaitkan dengan lailatul qadar, harus dilakukan setiap malam. Sering menjadi pertanyaan, kapan tepatnya lailatul qodar itu datang. Banyak hadits yang menjawab hal itu. Ada yang menyebut 10 malam terakhir dan malam ganjil. Ada pula yang menyebut 17 Ramadan, bersamaan dengan nuzulul quran. Sehingga untuk mendapatkannya perlu menjalankan ritual secara baik di sepanjang bulan. Jangan pernah putus qiyamul lail.
Disclaimer:
Disarikan dari ceramah KH AHMAD SARWAT LC MA, yang disampaikan di Mesjid Bimantara, 7 April 2022/ 5 Ramadan. Tulisan ini hasil pemahaman penulis.