..banyak ulama yang ceramah mementingkan viral daripada substansi.. Tapi ada ulama yang membuang uang ke kandang ayam..
Ramadan biasa juga disebut Sahrul At-Tarbiyah, bulan pendidikan. Dalam Islam disampaikan belajar mulai dari ayunan sampai ke liang lahat. Tidak ada yang boleh berhenti belajar, ulama dan penceramah pun harus tetap belajar.
Imam Al Bukhari, seorang yang levelnya sudah profesor hadits, masih datang ke pengajian. Bukhari ada 9 kali datang ke pengajian Imam Hambali, padahal dari keilmuannya Bukhori sdh bisa membentuk mazhab fiqih sendiri, tetapi ia tetap belajar.
Memang, orang pintar cenderung lebih mudah terjebak masuk neraka dibanding orang bodoh. Orang pintar seharusnya sudah tau bagaimana menghindari kejahatan, tetapi sifat ujub, kagum kepada diri dan kemampuan membuat orang pintar terpeleset.
Apalagi saat ini banyak ulama dan penceramah yang meraih popularitas dalam waktu singkat. Ceramah2nya viral. Substansi tak penting dibanding viral. Padahal Kyai Zainuddin MZ butuh waktu bertahun dari panggung2 ceramah sampai dapat pengakuan dari ulama-ulama besar, hingga akhinya populer.
Saat ini sedang ramai diperbincangkan soal tasawuf. Ada ulama yang menyebutnya bid’ah dengan alasan tak ada di zaman Rasul. Ilmu tafsir juga tdk berkembang di zaman itu.
Tasawuf menjadi penting agar ahli ibadah tidak tau hukum. Sufi dan faqih harus sejalan supaya putusan tdk pincang tapi dari beberapa sisi. Fiqih hanya mengatur legalitas, sufi mengatur soal ibadah. Jika hanya dasar fiqih, bolehkah seorang Muslim menjadi gubernur? Tentu boleh, asal secara hukum lolos. Memenuhi kriteria, menang pemilihan. Apakah secara tasawuf boleh? Belum tentu karena putusan2nya harus mendukung hal-hal berbau ibadah.
Ulama harus memahami keduanya. Itu sebab Imam Syafii membutuhkan waktu 3 hari utk menjawab satu persoalan. Ia membaca Quran bolak balik karena takut kepada Allah dalam menjawab. Gak heran di masa lalu ulama itu keramat. Sekarang kyai berkantor di jalan Kramat
Masih adakah ulama tasawuf? Ada beberapa. Di Banten ada ulama yang jika diberi uang, dibuang ke kandang ayam. Itulah ciri ulama tasawuf, menolak duit dan menjauh dari penguasa. Kyai Mufassir juga dari Banten, pernah menolak kunjungan Gus Dur yang saat itu Presiden. Tapi ia menerima dengan hangat Gus Dur setelah tak lagi jadi Presiden. Saya tak mau difitnah, dituduh dekat pengusaha
Dasar tasawuf itu Quran dan sunnah. Jadi pelaksanaannya juga mengacu pada hukum tersebut. (END)
Disclaimer:
Disampaikan Ustaz Abdi Kurnia Johan dalam ceramah Ramadan di Mesjid Bimantara. Isi tulisan ini hasil pemahaman penulis.